SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA
1.
Ekonomi
Indonesia dan Aspek Deskriptif
Mempelajari Ekonomi Indonesia, intinya
dimaksudkan agar dalam melaksanakan pembangunan ekonomi Indonesia akan berjala
baik dan lancar, dalam arti tujuan pembangunan dpat dilaksanakan secra relatif
singkat dengan pengorbanan atau ongkos (dalam arti seluas-luasnya termasuk waktu,
unsur manusia dan lingkungan) yang relatif serendah-rendahnya. Dalam mencapai
tujuan tersebut pada umumnya dibedakan yang menyangkut masa sekarang atau present
time, yang menyangkut penyelidikan tentang sebab-akibat dan yang
menyangkut bagaimana caranya mencapai tujuan atau melaksanakan kebijaksanaan ekonomi.
Dalam mempelajari pembangunan ekonomi suatu negara atau masyarakat, intinya
dibedakan antara aspek deskriptif, aspek
teoritis, dan aspek kebijaksanaan.
Aspek penggambaran, aspek analis dan aspek terapan atau application.
Aspek deskriptif diperlukan untuk
mengetahui keadaan perekonomian, penghidupan ekonomi dewasa ini. Perekonomian Indonesia dewasa ini pada
intinya dapat diketahui dari segi strukturnya, sistem ekonomi Indonesia dan
sejarah perekonomian Indonesia yang sudah barang tentu satu dengan lainnya
mempunyai kaitan yang bersifat kait-mengait yang sangat erat.
Salah satu sifat pembangunan ekonomi
Indonesia adalah merupakan problem-solving
atau pemecahan masalah. Untuk melaksanakan problem-solving
harus diketahui problemnya terlebih dahulu. Problem dapat diketahui apabila
diketahui what we have atau presentcondition dibandingkan dengan apa
seharusnya atau what we want (what ought
to be, Das Sollen). Problem diketahui dengan membandingkan antara Das Sein pada satu pihak, dengan Das Sollen pada pihak yang lain.
Struktur ekonomi atau komposisi ekonomi
Indonesia dapat dilihat dari segi komposisi GNP, dari segi lapangan kerja atau employment dan dari segi hubungan
ekonomi internasional. Dari segi komposisi GNP atau sektor ekonomi, pada
umumnya dilihat dari segi sektor industri dan sektor pertanian. Apabila dilihat
dari segi sektor industri dan pertanian, maka Indonesia sampai dewasa ini
terlihat bahwa sektor pertaniannya masih dominan (dalam arti lebih dari 20%
GNP). Jadi perekonomian Indonesia bersifat agraris atau berorientasi pada
sektor pertanian. Sudah tentu orientasi pertanian dalam arti luas yang meliputi
pula sektor kehutanan, perkebunan, perikanan, hortikultura dan lain-lain. Pembangunan
ekonomi, dalam hal ini berarti industrialisasi, yaitu perekonomian yang
berorientasi pertanian diubah ke orientasi sektor industri. Struktur industrial
berarti bahwa sektor industri akan meliputi paling tidak 20% dari GNP. Struktur
demikian diharapkan akan tercapai pada akhir pembangunan jangka panjang ke II
atau kira-kira akhir Repelita X. Jadi kira-kira akhir dekade ke II Abad 21 Nanti.
Dari segi kesempatan kerja, sampai dewasa ini, sektor primernya masih lebih
dari 40%, sektor sekunder kurang dari 20% dan sisanya sektor tersier. Pembanguna
ekonomi nantinya diarahkan pada kesempatan kerja sektor sekunder yang meliputi
lebih dari 30% (langsung maupun tak langsung), sektor primer sekitar 25% dan
sisanya sektor jasa, atau sektor tersier sekitar 40% seluruh employment. Dari segi
hubungan ekonomi Internasional, sebagai akibat kolonialisme ekonomi (istilah
sekarang dengan istilah negara pinggiran, negara Selatan, nefos, depedensia dan
lain-lain). Perekonomian Indonesia masih bersifat atau berorientasi pada
ekspor-impor atau perniagaan luar negeri (internasional). Volume impor masih
lebih dari 20% GNP (akhir tahun 1991 meliputi lebih US$ 30 milyar, sedangkan GNP
sekitar US$ 120 milyar), volume ekspor masih sekitar US$ 25 milyar, juga lebih
dari 20% GNP. Jadi sektor ekspor-impor masih lebih dari 40% GNP. Ketergantungan
ekspor yang terdiri dari produk primer dan ketergantungan impor yang masih
merupakan produk sekunder (hasil industri berupa barang jadi dan spare-parts untuk produk industri)
dengan insdustrialisasi akan diubah ke arah ekspor barang atau produk sekunder (dan
jasa) dan impor barang-barang kebutuhan
komplementer dan jasa. Dengan kebijaksanaan ekspor-impor tersebut sifat
dependensia akan dapat dikurangi yang selanjutnya akan ditujukan ke arah
penguasaan pasar luar-negeri. Sistem ekonomi Indonesia dapat ditinjau dari segi
formal yang keduanya mempunyai kaitan yang sangat erat. Dari segi perbandingan
sistem ekonomi, para founding-fathers mencita-citakan
sosialisme, setengah sosialisme, dan atau welfarestate
(yang semuanya kira-kira bersifat anti kapitalisme), sedangkan dari segi sistem
ekonomi formal, perekonomian atau sistem ekonomi Indonesia menggunakan sistem
ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi yang berdasarkan UUD 1945 (utamanya semua
pasal yang berasal dari idea Dr.Mohammad Hatta, yaitu pasal 33, pasal 34 dan
lain-lain) dasar-dasar macam mengenai hal-hal tersebut akan dijumpai
dibelakang).
Dari segi sejarah perekonomian
Indonesia, yang sampai sekarang perekonomian Indonesia masih bersifat kolonial,
adalah dimulai dari ekonomi penjajahan, yang utamanya adalah penjajahan
Portugis, Spanyol, Inggris (1811-1816) dan telama adalah Belanda. Dari segi
politis meskipun kolonialisme telah tiada, namun dari segi ekonomis
kolonialisme itu masih sangat dirasakan. Hal itu tercermin pada negara
pinggiran, negara Selatan, dependensia, dan nefos tersebut diatas. Uraian singkat
selanjutnya juga akan dijumpai dibelakang.
2.
Struktur Ekonomi
Indonesia
Ekonomi Indonesia sebagai sasaran atau
obyek yang digarap dalam melaksanakan kebijaksanaan ekonomi dan atau
kebijaksanaan fiskal paling tidak dapat diartikan menjdai 3 arti, yaitu ekonomi
Indonesia sebagai struktur kehidupan ekonomi, ekonomi Indonesia sebagai suatu
bentuk sistem ekonomi tertentu dan yang terakhir adalah sebagai ilmu ekonomi
Indonesia atau Indonesian Economics. Ekonomi
Indonesia dilihat dari aspek struktur kehidupan ekonominya berstruktur ekonomi
agraris, expor oriented dan akibatnya
juga import-oriented, perekonomian
konsumen, ekonomi kolonial dan lain-lain, yang satu sama lain sudah tentu
mempunyai kaitan yang sangat erat. Indonesia sebagai suatu negara yang tanah
dan sumber-sumber mineral serta bahan-bahan tambangnya relatif banyak, sebagian
besar dari tenaga kerjanya secara langsung dantidak langsung bekerja atau hidup
dalam lapangan pertanian. Lebih dari 50% GDP berasal dari sektor primer
sehingga pendapatannya sangat tergantung pada fluktuasi produksi sektor primer
tersebut. Sebagian besar investasi Indonesia ditujukan untuk menghasilkan produk
yang dijual ke luar negeri. Sebagai daerah bekas jajahan Indonesia adalah
tempat untuk mengambil produk primer yang digunakan untuk melayani industri di luar
negeri termasuk Belanda, Inggris, Amerika Serikat dan Jepang. Sebagai tempat
pemasaran hasil produksi negara-negara maju yang nota-bene sebagian besar merupakan bekas negara-negara penjajah,
Indonesia dengan sendirinya harus mengimpor sebagian barang-barang yang
dibutuhkannya. Penduduk Indonesia yang sebagian besar penduduknya berpendapatan
rendah, sebagian besar dari pendapatan dan tambahan pendapatannya digunakan
untuk meningkatkan konsumsinya. Keadaan perekonomian yang demikian tersebut
bukannya tidak ada hubungannya dengan kedudukannya sebagai daerah bekas jajahan
yang sejak lama telah mempunyai sifat dualistik.
SUMBER
http://books.google.co.id
SUMBER
http://books.google.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar