A.
DEFINISI
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat
disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
“Kemiskinan
adalah sebuah fenomena multifaset, multidimensional, dan terpadu. Hidup
miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan,
dan papan. Hidup dalam kemiskinan seringkali juga berarti akses yang
rendah terhadap berbagai ragam sumberdaya dan aset produktif yang sangat
diperlukan untuk dapat memperoleh sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup
yang paling dasar tersebut, antara lain: informasi, ilmu pengetahuan, teknologi
dan kapital. Lebih dari itu, hidup dalam kemiskinan sering kali juga
berarti hidup dalam alienasi, akses yang rendah terhadap kekuasaan, dan oleh
karena itu pilihan-pilihan hidup yang sempit dan pengap”.
Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses
terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan
mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Dalam masyarakat moden,
kemisikinan biasanya di samakan dengan masalah kekurangan uang. Kemiskinan juga
dapat dibedakan menjadi tiga pengertian, yaitu :
1. Kemiskinan relative.
Seseorang yang
tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun
masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
2. Kemiskinan cultural.
Sedang miskin
kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang
tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari
pihak lain yang membantunya.
3. Kemiskinan absolut.
Kemiskinan
Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang
cukup untuk memenuhi kebutuha dasar. Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan
minimum atau dibawah garis kemiskinan internasional.Menurut Ginanjar
(1997), kemiskinan absolut :
“Kondisi kemiskinan yang terburuk yang diukur dari
tingkat kemampuan keluarga untuk membiayai kebutuhan yang paling minimal untuk
dapat hidup sesuai dengan martabat hidup sesuai dengan martabat kemanusiaan”
B. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Di dalam suatu
negara, pastilah terdapat tantangan besar di dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu tantangan tersebut adalah kemiskinan. Di Indonesia sendiri, terdapat
begitu banyak masyarakat yang terjerat dalam kemiskinan. Hal ini tentu saja
tidak di inginkan oleh masyarakat Indonesia. Semua akibat tentunya terdapat
sebabnya. Seperti kemiskinan ini, tidak terjadi begitu saja. Namun, hal ini
terjadi mungkin dikarenakan faktor-faktor dalam masyarakat itu sendiri.
Kemiskinan sendiri mempunyai arti suatu keadaan di mana
seseorang itu kekurangan bahan-bahan keperluan hidup. Dari pengertian tersebut,
dapat kita analisis sebab atau faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan
tersebut. Faktor-faktor yang menjadi penyebab kemiskinan antara lain :
·
Tingkat
pendidikan masyarakat yang rata-rata rendah.
·
Cara
berpikir yang masih tradisional dan konservatif.
·
Apatis
dan anti hal-hal baru.
·
Mentalitas
dan etos kerja yang kurang baik.
·
Keadaan
alam yang kurang mendukung.
·
Keterisoliran
secara geografis dari pusat.
·
Tiadanya
potensi atau produk andalan.
·
Rendahnya
kinerja dan budaya korup aparatur pemerintah daerah.
Kemisikinan boleh berlaku atas kekurangan individu dan
juga atas masalah sosio-ekonomi dalam sebuah masyarakat. Sehubungan dengan itu,
sebab kemisikinan dapat dilihat dari beberapa dimensi yaitu :
1. Dilihat dari Faktor Individu
Kekurangan
individu yang tertentu dapat mencetuskan kemiskinan. Kelemahan individu ini
biasanya kelemahan yang setara dan dapat menyebabkan seseorang itu miskin, walaupun
dia berada dalam suatu masyarakat yang penuh dengan peluang rezeki.
2.
Dilihat
dari Faktor Keluarga
Penyebab keluarga bukan lagi faktor
individu yang sering dilontarkan oleh kelompok yang mengatakan kemiskinan tidak
akan timbul jika adanya kemauan kuat dari dirinya. Faktor ini menghubungkan
kemiskinan karena keadaan dan pendidikan keluarga.
3.
Dilihat
dari Faktor Subkultural
Penyebab sub-budaya atau kebiasaan
yang menghubungkan faktor kemiskinan disebabkan oleh kehidupan sehari-hari yang
dipelajari atau dijalankan dalam lingkungannya. Karena lingkungannya sudah
seperti itu, orang pun secara tidak sengaja akan menjalani pola hidup yang
sama.
4.
Dilihat
dari Faktor Agensi
Penyebab agensi
sosial melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang,
pemerintah dan ekonomi. Misalnya, keputusan pemerintahan Amerika Serikat untuk
berperang bisa menyebabkan turunnya kesejahteraan rakyat. Bukan hanya terjadi
pada negara yang diserangnya, tetapi berdampak besar pula terhadap negaranya
sendiri.
5.
Dilihat
dari Faktor Struktur
Penyebab struktural
sering menimbulkan pertanyaan, kenapa ada yang disebut struktur? Ini lebih erat
kaitannya dengan struktur sosial, baik dalam masyarakat maupun dalam pekerjaan.
Misalnya, seorang pejabat yang sudah memiliki tingkatan lebih tinggi bisa
diartikan lebih kaya daripada rakyat yang ada dibawahnya.
C.
DAMPAK KEMISKINAN DAN CARA MENGATASINYA
Kemiskinan
merupakan suatu fenomena yang sering ditemui, entah itu di negara maju atau pun
di negara berkembang seperti Indonesia. Banyaknya masalah kemiskinan di
Indonesia ini tentunya di sebabkan oleh beberapa faktor pemicu. Dari faktor
pemicu inilah akan tercipta suatu dampak kemiskinan. Dampak dari kemiskinan
terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks. Dampak-dampak tersebut
antara lain :
1. Pengangguran.
Sebagaimana
kita ketahui jumlah pengangguran di Indonesia begitu banyak. Dengan banyaknya
pengangguran berarti banyak masyarakat yang tidak memiliki penghasilan karena
tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak
mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah
menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak
secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran
rata-rata. Ukuran daya saing inilah yang kerap digunakan untuk mengetahui
kemampuan suatu bangsa dalam bersaing dengan bangsa-bangsa lain secara global.
2. Kekerasan.
Sesungguhnya
kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran.
Hal tersebut disebabkan karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah
melalui jalan yang benar. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat
bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dapat
dilakukannya. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu. Dari sinilah
sebuah kemiskinan dapat berdampak bagi kelangsungan hidup masyakarat
kebanyakan. Semakin tinggi masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, semakin
membahayakan juga lingkungan tempat tinggal mereka. Karena sebagai dampak
kemiskinan, mereka akan berusaha mencari jalan pintas untuk menjaga
keberlangsungan hidup mereka.
3. Pendidikan.
Tingkat putus
sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya
pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah
atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat
mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan. Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk
lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat
pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang
mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya
pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut
keterampilan di segala bidang.
4. Kesehatan.
Seperti kita
ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta menerapkan tarif atau ongkos pengobatan
yang biayanya sangat mahal. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan
miskin. Karena biaya yang mahal tersebut, berdampaklah kepada masyarakat yang
masuk dalam kategori miskin. Dampak yang ditimbulkan inilah yang semakin
memperparah kehidupan masyarakat miskin. Mereka kehilangan hak untuk mendapat
fasilitas kesehatan karena mereka tidak mempunyai dana untuk membayar.
5. Konflik sosial bernuansa SARA.
Tanpa bersikap
munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi
miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita
alami.semuanya ini adalah ekspresi berontakan identitas diri setiap individu.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang
berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya
menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata
di setiap daerah di Indonesia. Baik di perdesaan maupun perkotaan.
Kemiskinan memang merupakan permasalahan yang kompleks
dan perlu diatasi dengan melibatkan peran serta banyak pihak, termasuk kalangan
perguruan tinggi. Dari sekian banyak strategi mengentaskan kemiskinan,
pendekatan sosial enterpreneurship yang bertumpu pada semangat kewirausahaan
untuk tujuan-tujuan perubahan sosial, kini semakin banyak digunakan karena
dianggap mampu memberikan hasil yang optimal. Konsep atau pendekatan ini layak
diujicobakan dalam lingkup perguruan tinggi karena gagasan dasarnya sebenarnya
sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya aspek pengabdian
masyarakat.
Kemiskian
timbul karena ada sebagian masyarakat yang belum ikut serta dalam pembangunan
sehingga belum dapat menikmati hasil pembangunan secara memadai. Keadaan ini
disebabkan oleh keterbatasan dalam kepemilikan dan penguasaan faktor produksi
sehingga kemampuan masyarakat dalam menghasilkan dan menikmati hasil-hasil
pembangunan belum merata dan belum seimbang. Oleh karena itu upaya pengembangan
kegiatan ekonomi kelompok masyarakat berpendapatan rendah senantiasa
ditempatkan sebagai prioritas utama. Sejalan dengan itu, penyedia faktor
produksi termasuk modal dan kemampuan peningkatan kemampuan masyarakat menjadi
landasan bagi berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Pada prinsipnya, pemerintah dalam program pembangunannya
telah menjadikan kemiskinan sebagai salah satu fokus utamanya. Program
umum pemerintah sendiri adalah program pembangunan yang berfokus pada
pengentasan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan
kerja.
Banyak kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk
dapat mengatasi berbagai macam masalah kemiskinan ini, antara lain adalah
sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan tidak langsung
Kebijaksanaan
tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan
setiap upaya penanggulangan kemiskinan. Kondisi yang dimaksudkan anatara lain
adalah suasana sosial politik yang tentram, ekonomi yang stabil dan budaya yang
berkembang.
2. Kebijaksanaan langsung
Kebijaksaan
langsung diarahkan kepada peningkatan peran serta dan peroduktifitas sumber
daya manusia, khususnya golongan masyarakat berpendapatan rendah. Melalui
penyediaan kebutuhan dasar seperti sandang pangan papan kesehatan dan
pendidikan, serta pengembangan kegiatan-kegiatan sosial ekonomi yang
bekelanjutan untuk mendorong kemandirian golongan masyarakat yang berpendapatan
rendah. Pemenuhan kebutuhan dasar akan memberikan peluang bagi penduduk miskin
untuk melakukan kegiatan sosial ekonomi yang dapat memberikan pendapatan yang
memadai. Dalam hubungan ini, pengembangan kegiatan sosial ekonomi rakyat
diprioritaskan pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi penduduk miskin di
desa-desa miskin berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
peningkatan permodalan yang didukung sepenuhnya dengan kegiatan pelatih.
Selain dari
pihak pemerintah, dari pihak masyarakat yang bersangkutan pun juga dapat
mengatasi kemiskinan di negeri ini. Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Usaha Individu
Seseorang
boleh berusaha untuk menyelesaikan masalah kemiskinan yang dihadapinya oleh
dirinya. Pada lazimnya seseorang itu dapat mengatasi kemisikinan dirinyadengan
cara penerusan pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi.
2. Penyedekahan
Penyedekahan merupakan
satu cara yang baik untuk membantu golongan termiskin dalam masyarakat. Tetapi
ia tidak dapat mengatasi masalah kemisikinan secara keseluruhan.
3. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan
ekonomi dengan cara penambahan barang-barang dan perkhidmatan yang ditawarkan
dalam pasaran di sesebuah negara. Pembangunan ekonomi merupakan cara yang
paling berkesan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Tetapi ia harus disertai
dengan pengagihan pendapatan yang adil dalam masyarakat.
4.
Pembangunan
Masyarakat
5.
Pasaran
bebas
Milton Friedman mencadangkan pasaran bebas untuk pembangunan ekonomi dan
mengatasi kemiskinan. Jika ada pembangunan ekonomi ada pula pengurangan
kemiskinan. Jika KDNK tumbuh
dengan 1% kemiskinan akan dikurangi dengan lebih kurang 1%.
Selain dengan
cara-cara diatas, kemiskinan juga dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Bantuan kemiskinan, atau membantu
secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari
masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2. Bantuan terhadap keadaan individu.
Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin
berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
3. Persiapan bagi yang lemah. Daripada
memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera
menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih
mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau
keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar